Ceramah Syaikh Ahmad Khan –

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala rosulillah sayyidina Muhammad Ibni Abdillah wa ala alihi washohbihi wamaansoroh wala, wala haula wala quwwata illa Billah. Rabbi shrahli sadri, wayasirli Amri, wahlul uqdatammillisaani yafkahul kauli.  Hadrotul muhtaromin,

segenap para jamaah kaum muslimin walmuslimat jamaah Majlis Ta’lim Nurul Musthofa, yang insya Allah kita semua senantiasa dirahmati dan diampuni segala dosa kita oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Yang sama kita hormati dan kita muliakan ada’illallah Habib Al Mahbub Al Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, mata’anallaha fi dhuli wal hayati, wanafa’na bi ulumi, Aamiin ya Robbal alamin.

Yang sama kita hormati dan kita muliakan ada’ilallah Al Habib Abdullah bin Ja’far Assegaf, ada’iallah Habib Ghasim bin Ja’far Assegaf, Al habib Abubakar Alaydrus, mata’anallaha fi dhuli wal hayatihim wanafa’na bi ulumihim, Aamiin ya Robbal alamin. Serta para habaib, para alim ulama, para kiai yang lain semuanya Allah berikan keberkahan dunia akhirat Amin ya robbal alaminm. Hadirin rohimakumullah kita telah sama-sama mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru kita Al Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, tentang ajakan untuk mencintai baginda Rasul Nabi Muhammad.

Begitu juga kita mendengar apa yang disampaikan oleh Al Habib Abdullah bin Ja’far Assegaf daripada kajian kitab nashoihuddiniyyah Imam Haddad kita dianjurkan untuk berbakti kepada kedua orang tua begitu juga menyambung silaturrahim dan berhubungan baik dengan tangga. Di dalam kitab Mukhtar Ahaditsun Nabawiyyah Wal Hikam AlMuhammadiyah yang dikarang oleh al-imam as-sayyid Ahmad al-hasyim rohimahulloh, ada satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hakim yang datang daripada sahabat Mu’ad baginda Rasul Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, kata Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam 14 abad yang lalu kiamat itu dekat dan manusia bukan semakin dekat kepada Allah. Tetapi, semakin rakus ama dunia dan semakin jauh dari Allah subhanahuwata’ala.

Hal ini Nabi bilang 14 abad yang lalu, Nabi katakan kiamat itu dekat wahai manusia semakin rakus dengan dunia. Sehingga mereka menghalalkan berbagai macam cara untuk meraih dunia walau pun harus tergelincir dari pandangan Allah subhanahuwata’ala. Dan di zaman sekarang ini banyak manusia yang menghabiskan tenaga, menghabiskan waktu, menghabiskan pikiran, menghabiskan sisa usianya di dalam hal yang tidak ada manfaatnya bahkan di dalam urusan yang dimurkai oleh Allah subhanahuwata’ala. Kata Al-Imam Nawawi didalam kitab nashoihul Ibad di dalam Bab asudasi disitu dikatakan bahwasanya, berkata sebagian hukama Sebagian ulama-ulama walinya Allah subhanahuwata’ala. Kata mereka barangsiapa orang yang di dalam hatinya enggak punya rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka niscaya mereka tidak akan selamat dari pada terpeleset lisannya dari berbicara hal-hal yang menyakiti orang lain. Hadirin rohimakumullah, ini jaman makin berantakan. Segala macem ribet urusannya, maka Kalau orang nggak punya rasa takut sama Allah ngomongnya sembarangan. Ini di akhir zaman banyak orang yang diajak Untuk jauh dari Allah dan rasul-nya Nabi Muhammad. Padahal kita dianjurkan sama ulama-ulama Salaf kita untuk jaga lisan kita jangan sembarangan bicara, kecuali Kalo ente gak takut sama Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena sesungguhnya apa yang kita ucapkan, setiap hurufnya itu pasti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahuwata’ala. Memang kalau kita perhatiin, gara-gara urusan dunia akhirnya apa aja dihalalin.

Walaupun harus mendapatkan murkanya Allah subhanahu wa ta’ala. Itu Nabi bilang 14 abad yang lalu kiamat itu semakin dekat, Kata Nabi Kiamat udah dekat tapi manusia Ame Dunia makin rakus sama Allah makin jauh. Tanya diri kita masing-masing selama, ini waktu kita lebih banyak kebuang buat kebaikan apa buat kemaksiatan. lisan kita ini lebih banyak menyakiti hati orang atau mengajarkan kebaikan.  Di dalam kitab al-mustadrak Al Imam Hakim, ketika ada salah seorang ulama ditanya ‘ Wahai Fulan, Wahai Syech fulan kira-kira kalau seandainya kamu itu besok meninggal dunia, Hal apa yang akan kamu kerjakan sebelum kamu mati? ‘ jawab beliau adalah ‘ saya akan mengajarkan orang kebaikan, Saya akan menyampaikan nasehat yang baik, saya akan ngajarin orang untuk saling cinta karena Allah subhanahuwata’ala. kenapa? karena disaat kita mengajarkan kebaikan lisan kita berbicara yang baik di situ ada keredhaan Allah dan rasul-nya nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. ‘

Maka saya mengajak kepada seluruh umat muslimin wal muslimat dimanapun kita berada, khususnya jamaah majlis Nurul Musthofa. Yuk sama-sama kita perbaiki sisa usia kita untuk hal-hal yang manfaat. Di dalam Kitab nashoihul Ibad karangan Imam Nawawi itu dijelaskan bahwasanya ulama berkata Sesungguhnya orang yang berakal, orang yang bijaksana, yang cerdas dia punya akalnya. Maka dia akan membagi waktunya sepanjang usianya itu untuk empat perkara.

Yang pertama,

dia bagi waktunya satu waktu buat beribadah kepada Allah. Kita musti sisihkan waktu kita untuk ibadah kepada Allah subhanahuwata’ala. Jangan cuman sibuk sama urusan dunia, kalau yang kita pikirin cuman urusan dunia. Kita akan jauh dari Allah subhanahuwata’ala. kalau ada orang yang bilang hidup di dunia musti seimbang, maka saya katakan Imam Ali Bin Abi Thalib dalam kitab risalatul muawanah nya Imam Haddad. Beliau mengatakan Perumpamaan Dunia Akhirat itu ibarat timur ke barat, orang kalau condong ke timur jauh dari barat, orang condong ke barat jauh dari timur, nggak mungkin bisa seimbang di tengah-tengah. Kita duduk di pojok mesjid pintu sebelah kiri, ente duduk di pojok mesjid Pintu sebelah kanan, pasti akan condong ke bagian tersebut. Enggak mungkin bisa ente di tengah-tengah pasti ada yang dikalahin. Bahkan kata Imam Ali bin Abi Tholib, Perumpamaan Dunia Akhirat itu diumpamakan bini tua dan bini muda. Kalau suami punya bini dua dia condong deket ama bini muda, pasti jauh ama bini tua. Kalau deket ama bini tua pasti agak jauh dari bini muda. Maknanya apa? kita Enggak bisa seimbang dunia wal akhiroh musti ada yang dikalahin, makanya kita musti bagi waktu kita buat ibadah kepada Allah subhanahuwata’ala.

Yang kedua,

Kita musti punya satu waktu yang kita Sisihin buat kita introspeksi diri. Orang kalau suka Muhasabah introspeksi diri, maka dia enggak suka nyalahin orang lain. Karena dia udah sibuk memperbaiki aib dan kekurangannya sendiri. Kata Imam Ibrahim bin adham, di dalam Kitab mukasyafatul Qulub, karangan Imam Ghazali. Salah satu penyebab doa kita enggak diijabah sama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kalian sibuk dengan aib orang lain tapi kalian lupa ama aib sendiri. Orang sekarang kan paling pinter banget ngitungin dosa orang.  Manusia akhir zaman itu, kalau melihat orang berbuat dosa dia jadi Hakim buat kesalahan dan dosa orang lain. Tapi kalau ngelihat dosanya sendiri, dia Jadi pengacara buat dirinya sendiri. Ketika dia salah orang lain kasih tahu, dia gak mau terima nasehat orang lain. Begitu ini banyak manusia yang pada Nggak sadar diri, karena terlalu sibuk sama urusan aib orang. kata Rosululloh kalau kita sibuk dengan aib kita, kita nggak punya waktu buat ngurusin orang lain. Jangankan yang jauh, yang di samping kita. Kita nggak bisa tahu aibnya dia apa, karena sibuk dengan aibnya kita sendiri.

Yang ketiga,

kita musti punya satu waktu yang kita siapin. kita Sisihin buat kita duduk berbicara dengan teman-teman kita, saudara kita, yang mereka ngingetin kita bisa kita melakukan kesalahan dan dosa. Jadi, kalau ada temen ingetin kesalahan sama dosa, kita masih sering duduk sama teman yang begitu. kenapa? tandanya dia cinta ama kita karena Allah, jangan cuman duduk ama temen yang penjilat. ketika duduk ama kita dia puji-puji kita doang padahal yang dipuji enggak ada di diri kita. Cuman karena ngarepin duitnya keluar nauzubillahminzalik. tapi Duduklah dengan teman-teman yang ikhlas. Yang ketika duduk bareng ama kita ngingetin jangan telat sholatnya berjamaah di mesjid, tuh Aurat tutupin yang begitu kita duduk bersama mereka. Kenapa karena ulama-ulama Salaf seperti al-imam Ibnu Abbas, pamannya baginda Rasul Nabi Muhammad. Ketika sedang duduk di majelisnya, jamaahnya ribuan tiba-tiba datang. satu orang berdiri ditengah-tengah. ini ada kisah di dalam Kitab akhlaqul Banin karangan Syaikh Umar baradja jilid keempat, ini orang berdiri di tengah-tengah muridnya Imam Ibnu Abbas lalu kemudian dia caci maki Imam Ibnu Abbas. dia kata-katai, Imam Ibnu Abbas diem aja dengerin. Terima kasih banyak ketika selesai dia panggil tuh pelayannya ikrimah. bahwa orang ini ke rumah kita tanya ama dia, dia punya keperluan buat makan keluarganya sebulan apa yang diperluin cukup in semuanya. Allahuakbar girang. Orang kalo dinasehatin kalau salah tapi nggak semua orang menerima nasehat-nasehat, Enggak semua orang mau ditego,r banyakan yang nolak. kenapa? Karena di hatinya ada sifat takabur, sifat sombong. Merasa dirinya lebih kayak merasa dirinya lebih tampan, merasa dirinya lebih cantik, merasa dirinya lebih pandai, merasa dirinya lebih punya jabatan. Sehingga dia tidak mau menerima nasehat orang lain, padahal orang-orang Shaleh dulu kalau dikasih nasehat dia berterima kasih, bahkan dikasih hadiah. Maka, kita mesti sering duduk dengan teman-teman Yang sering mengingakan di dalam kebaikan.

Yang keempat,

sebagai penutup kita musti punya satu waktu yang kita khususin. kita Sisihin buat kita duduk bercengkrama dengan bapak ibu kita, dengan istri dan anak-anak kita. Untuk berbagi waktu dengan mereka, bercanda gurau dengan mereka ,bercengkrama dengan mereka. Contoh Guru kita Al Habib Hasan bin Ja’far Assegaf di tengah-tengah kesibukan beliau yang begitu banyak dakwah kesana-kemari, ceramah kesana-kemari majelis di sana-sini. Tapi beliau sempetin waktu-waktu kosong buat anak-anak Majelis Nurul Musthofa, luangin waktu kosong buat istri dan keluarganya, luangin waktu kosong buat orang-orang terdekatnya. Mencontoh baginda Rasul Nabi Muhammad, mudah-mudahan kita bisa memanfaatkan sisa kita untuk kebaikan. Jangan suka ikut-ikut yang kagak jelas juntrungannya, karena kiamat semakin mendekat deketin diri sama Allah subhanahu wa ta’ala dengan duduk di Majlis Nurul Musthofa. Mudah-mudahan Istiqomah sampai akhir ajal menjemput kita semua. akhir kalam, Alafwu minkum, Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Share Ke Teman Anda :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *