Khutbah Jum’at – Ust. Muhammad Fatihul Haq, Lc | 14 Jan 2022
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memberikan limpahan kenikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkanNya kepada kita. Kenikmatan yang tidak mungkin bagi kita untuk menghitungnya, Allah Ta’ala berfirman ” Jikalau engkau menghitung-hitung nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka tidak akan pernah kita temukan betapa, berapa jumlah nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabiyuna Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya serta kepada kita umatnya hingga akhir zaman. Ma’syarol muslimin rohimakumullah, pada kesempatan yang mulia ini.
Khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib pribadi, umumnya kepada para jamaah sekalian untuk senantiasa kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahuwata’ala. Iman dalam pengertian yaitu iman dengan cara pembenaran hati kita secara mantap, pembenaran hati kita secara Teguh terhadap Apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dan juga ketaqwaan di dalam pengertian yaitu melaksanakan segala apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’Ala kepada kita, dan juga menjauhi segala apa yang dilarangnya. baik itu secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, lahir maupun batin, dilihat atau tidak dilihat orang, dipuji atau tidak dipuji orang. Kita tetap melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’Ala kepada kita. Wasiat Taqwa ini bukanlah sekedar wasiat rutin yang disampaikan pada khatib di mimbar Jumat. Namun, menurut Al-Imam Al-Haddad di dalam Kitab nashoihud diniyyah, disebutkan bahwasanya wasiat Taqwa adalah bahwasannya wasiat taqwa adalah hakekatnya wasiat yang datang dari Allah subhaanahu wa ta’aala langsung kepada kita.
Untuk orang-orang yang terdahulu, untuk orang-orang yang sekarang, untuk orang-orang yang akan datang. Oleh karenanya Mari kita tingkatkan selalu keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahuwata’ala. Pada Jumat yang mulia ini izinkan khotip, menyampaikan terkait dua amalan yang apabila amalan ini kita dawamkan niat hanya untuk menggapai ridho Allah subhanahu wa ta’ala. Niscaya Allah akan memudahkan segala urusan kita, dilapangkan setiap kesempitan yang menimpa kita, dan juga Allah akan karuniakan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Ma’syarol muslimin rohimakumullah, amalan yang pertama adalah yaitu memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun akan memberikan balasan berupa kemudahan pada setiap kesulitan yang kita hadapi baik itu didunia maupun diakhirat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda terkait hal ini, yang diriwayatkan oleh imam muslim dari Abu Hurairah radhiallahu Anhu ” barangsiapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin, dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam perkara duniawi. niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan juga siapa yang memudahkan seseorang yang sedang dalam kesulitan, niscaya Allah akan mudahkan baginya perkara-perkara yang ada didunia maupun diakhirat.” oleh karenanya Mari hindari berprilaku buruk yaitu dengan mempersulit orang lain, melalui berbagai macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Harta yang kita miliki, ilmu yang berjejer, titel yang berjejer, pangkat yang begitu tinggi, tidak ada artinya apabila itu semua digunakan hanya untuk mempersulit orang lain.
Harta yang kita miliki tidak selayaknya kita pergunakan bukanlah untuk bersedekah, ilmu yang kita miliki justru bukan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat, akan tetapi malah memberikan tipudaya membodohi umat. Jabatan yang kita miliki, bukan diberikan untuk memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat, akan tetapi dengan jabatan itu malah justru membuat kebijakan-kebijakan yang justru menyengsarakan masyarakat, naudzubillah tsumma naudzubillah. Maka oleh sebab itu, Mari kita mudahkan urusan orang lain, dengan itu pula Allah akan mudahkan urusan urusan kita di dunia juga di akhirat. Kemudian amalan yang kedua yaitu adalah memperbanyak istighfar kepada Allah subhanahuwata’ala. memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda di dalam Kitab lubabul hadits disebutkan ” bahwasannya setiap penyakit itu ada obatnya, dan obat daripada dosa-dosa yang kita lakukan adalah dengan istighfar.” di hadist yang lain disebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda ” Barangsiapa yang selalu memperbanyak istighfar di setiap hari-harinya. Maka, Allah akan menjadikannya di setiap kegalauan-kegalauannya, kegundahan dalam hidupnya kelapangan. dan di setiap kesempitan-kesempitannya, Allah akan memberikan jalan keluar. dan Allah akan berikan kepadanya Rizki yang tak diduga-duga, dari arah yang tak disangka-sangka.
Terkait keutamaan istighfar, ada salah satu kisah menarik yang disebutkan di dalam Manaqib Imam Ahmad bin hambal. Terkait dengan pedagang roti yang sering mendawamkan istighfar. Pada satu waktu, Imam Ahmad bin hambal yang telah berusia senja ,tiba-tiba dalam hatinya ingin bergerak untuk menuju kota Basrah, dalam satu riwayat dari Baghdad ke kota Basrah. Sesampainya di kota Basrah, Imam Ahmad bin hambal yang dalam keadaan musafir, ingin beristirahat sejenak di dalam masjid, melaksanakan salat Isya. Setelah melaksanakan shalat isya berjamaah, dirinya pun merasa tenang, sehingga memutuskan untuk beristirahat di dalam masjid tersebut. ketika ingin tidur, tiba-tiba Marbot masjid menghampiri Imam Ahmad bin hambal. “wahai Syekh apa yang akan kamu lakukan?” “saya ingin tidur, saya musafir”. tetapi apa kata Marbot masjid, kemudian Marbot masjid mengusir Imam Ahmad bin hambal. Marbot masjid tidak mengenal Imam Ahmad bin hambal, tetapi tahu akan tetapi tidak menghafal mukanya. Dan Imam Ahmad bin hambal pun tidak memberikan pengenalan terhadap dirinya, setelah diusir kemudian Imam Ahmad bin hambal beristirahat kembali di luar masjid. Kemudian Marbot masjid pun menghampiri, “Wahai Syekh sedang apa engkau?” kata marbot, ” saya ingin istirahat, Saya musafir” kata imam Ahmad. “Tidak boleh! untuk beristirahat di masjid ini, keluar!” kata marbot, diusirlah Imam Ahmad bin hambal. Ketika keluar tersebut dari masjid, ada seorang pedagang roti di samping Masjid yang melihat kejadian tersebut. Dipanggil Imam Ahmad bin hambal ke dalam tokoknya, “Wahai Syekh, kemarilah dan istirahat ditempat saya, walaupun rumah ini kecil.” kata pedagang roti. ” Terima kasih, saya musafir” kata Imam Ahmaf. Beristirahat Imam Ahmad bin hambal di sana. Tetapi, ketika beristirahat disana, Imam Ahmad bin hambal Terkesima dengan amalan dari seorang pedagang roti.
Di setiap pergerakannya beliau selalu mengucapkan istighfar, ketika mengadon roti tersebut beliau mengucapkan istighfar, memecah telur beliau mengucapkan istighfar, dia tidak akan mengobrol kecuali ditanya. Namun, jikalau tidak ditanya oleh Imam Ahmad, dia akan selalu mendawamkan istighfar. Maka, oleh sebab itu Imam Ahmad bin hambal bertanya. ” Wahai Tuan, Apa Yang Kau Dapatkan setelah engkau mengamalkan istighfar tersebut? Sejak kapan engkau mengamalkan istighfar tersebut? ” tanya Imam Ahmad kepada pedagang roti. kemudian pedagang roti menyebutkan ” Saya telah menjual roti ini selama tiga puluh tahun, sejak lama itulah saya selalu mendawamkan istighfar.” jawab Imam Ahmad, “Kemudian Apa Yang Kau Dapatkan wahai tuan?” tanya Imam Ahmad. ” Wallahi! ( Demi Allah!) bahwasanya segala apa yang saya minta, setelah wasilah daripada istighfar ini. Allah selalu mengabulkan apa yang saya minta, kecuali ada satu permintaan Saya yang belum Allah kabulkan.” jawab pedagang roti. ” Wahai Syekh Apa itu? ” tanya Imam Ahmad. kemudian si pedagang roti menjawab ” Saya ingin, Sebelum saya meninggal dan beliau meninggal, Saya ingin dipertemukan olehnya.” jawab pedang roti. “Siapa itu Wahai pedagang roti?” tanya Imam Ahmad. Pedagang roti “Dia adalah Imam Ahmad bin hambal” jawab pedagang roti. Kemudian Imam Ahmad bin hambal mendengar itu, Seraya mengucapkan takbir. ” Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar. Atas wasilah istighfarmulah, Allah menggerakkan Hamba ke kota Basrah ini. Lewat istighfarmulah, aku diusir oleh seorang Marbot masjid, didorong-dorong untuk keluar dari masjid, lewat istighfarmulah Allah takdirkan hambaMu ini untuk bisa singgah di tempatmu, ini saya adalah Imam Ahmad bin hambal.” Allahu akbar Masya Allah, begitu luar biasanya hadis daripada Rosulullah. Bahwasanya jelas, jikalau kita mengamalkan istighfar ini, Allah akan memberikan segala macam kemudahan bagi kita dan juga rezeki yang tak disangka-sangka. Iqomuh sholah..