Pembahasan Kitab Al – Qirtos Oleh Ustadz H. Muhyiedin Minggu, 02 Januari 2022
Alhamdulillah Puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menghiasi lidah kita, lisan kita, hati kita pendengaran kita, sehingga kita bisa menyebutkan dan bisa mendengar nama-nama orang-orang Mulia para kekasih kekasih Allah para Aulia Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga dengan keberkahan mereka di tahun yang baru ini yang baru ini, semoga keadaan kita semua berubah menjadi lebih baik lagi, semoga hajat maksud kita cita-cita kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan lembaran yang baru ini keberkahannya para Aulia Allah Subhanahu Wa Ta’ala semoga tahun ini lebih baik daripada tahun kemarin, dan ini adalah merupakan sesuatu hadiah dari Allah subhanahu wa ta’ala kita bisa mengenal para Aulia Allah karena cara berkenalan dengan para Aulia Allah itu membutuhkan satu syarat yaitu Khusnudzon.
Oleh karenanya Sohibul Ratib Qutbul Anfas Wa Ibros Al Imam Al Habib Umar Bin Abdurrahman Al Attas beliau akan menjelaskan kepada kita melalui cucuknya yaitu Habib Ali Bin Hasan Alatas di dalam Kitab kertas perihal tentang baik sangka kepada para hamba Allah khususnya para Aulia kekasihnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Tatkala berkata kepada shohibur Ratib Al Habib Umar Bin Abdurrahman Al Attas salah satu diantara yaitu sebagian orang-orang yang mana melazimi atau belajar Kepada beliau Habib Umar Sohibul Ratib ada orang berkata seperti ini ” Ya Sayyidi Wahai Tuhanku ini Saya sesungguhnya pada hari ini saya sesungguhnya pada hari ini saat ini wahai Guruku Habib Umar Saya melihat Manusia ini semuanya semua yang saya lihat itu mereka adalah para Aulia Allah bukan orang Saleh lagi bukan orang Islam atau orang mukmin mereka adalah kekasih kekasihnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala ” ketika mendengar muridnya ini berkata seperti itu kepada Habib Umar Habib Umar berkata kepada muridnya ” mereka seperti yang kau lihat seperti yang kau ucapkan bahwasannya semua yang kau lihat itu adalah para kekasih kekasih Allah “. ketika murid tersebut yang bilang kepada gurunya Habib Umar bahwasannya dia melihat semua orang sudah para auliya dan Habib Umar membenarkan ketika orang itu keluar dari sisi Habib Umar sebagian yang hadir bingung kok Habib Umar membenarkan ucapan orang tersebut maka mereka bertanya ” Maksudnya apa Habib Umar kok bener ” ucapannya seperti itu maka Habib Umar shohibur Ratib menjelaskan Inna hadzal Sesungguhnya orang ini yang tadi yang ngomong itu futih Allah dia telah dibukakan futuhnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala Wabarakatuh wilayah sehingga ketika dibuka futuhnya, keterbukaan di dalam kepahaman makrifat dia kepada Allah dan para hamba Allah.
Akhirnya orang tersebut secara tidak langsung sudah mencapai maqam kedudukan yaitu para kewaliannya Allah subhanahu wa taala sehingga orang kalau sudah sampai kepada kedudukan para kalau sudah nyampai kepada kedudukan para Kekasih Allah, maka dia melihat orang-orang semuanya itu dipandang dari sudut pandangnya para Aulia Allah subhanahu wa ta’ala, yang menggunakan cermin untuk melihat orang-orang melalui cerminnya para Aulia Allah Subhanahu Wa Ta’ala dikarenakan cermin yang dilihat semua orang itu adalah para Aulia Allah Subhanahu Wa Ta’ala Kenapa karena ada hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Karena ada hadits Nabi yang berbunyi ” Karena sesungguhnya seorang yang beriman itu diibaratkan kata Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam itu seperti cermin daripada mukmin yang lain “. Jadi seseorang itu cerminan dari pada orang lain kalau orang itu baik hatinya baik Maka dia akan menggunakan cermin kepada orang lain apa itu maka dia lihat orang semuanya Kenapa karena Hatinya baik Tapi sebaliknya kalau dia ini adalah penipu maka setiap kali berbicara dengan orang-orang pasti dianggap orang itu saya kenapa jadi dia pandang orang semuanya itu jelek tapi kalau dia ini baik dia akan dipandang semua orang itu baik.
Sehingga kata Habib Umar ” tidak ada yang bisa mengetahui ini batu permata atau kaca kecuali Orang yang ahli di dalam batu orang tidak bisa membedakan ini batu kecubung, batu apa ini batu apa merah delima, batu apa akik Yaman, kecuali apa Orang yang ahli yang paham di dalam batu. Begitu juga tidak ada orang bisa mengetahui seseorang itu wali kecuali orang tersebut adalah seorang Wali juga bagaimana caranya ditanya Bagaimana kamu bisa mengetahui kewaliannya seseorang sedangkan orang tersebut itu sama seperti engkau modelnya dia sama-sama manusia kalau kamu bisa emosi, bisa marah, orang tersebut juga bisa emosi sama dia orang makan, kamu juga makan, gak makan dia orang minum, Kamu juga Gimana cara membedakannya sama itu sama sama manusia.
Maka jawabannya itu adalah mereka para Aulia Allah memiliki sir rahasia antara dirinya dengan Tuhannya ” Dan Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala tersembunyi di dalam makhluk-makhluk ciptaannya nggak bisa diketahui oleh sembarangan orang karena ini namanya ya Itu rahasia Allah subhanahu wa ta’ala yang dimiliki oleh hamba tersebut dengan Tuhannya ” sehingga seorang Syekh Arif billah Abdulkarim dalam kitab syarah emosilah tertentu hasil Makkiyah di dalam Kitab yang menjelaskan tentang kitab suatu hasil Makkiyah karangan Ibnu Arabi begini dikatakan sesungguhnya antara seorang hamba dengan Tuhannya Allah Subhanahu Wa Ta’ala ada ada rahasia antara seorang hamba dengan Tuhannya Dia memiliki rahasia kepada Tuhannya Allah subhanahu wa ta’ala yang mana rahasia tersebut antara hamba dengan Tuhannya tidak dapat diketahui oleh makhluk siapapun.
Bahhkan seorang malaikat yang dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak bisa mengetahui hakikat seseorang Hamba dengan Tuhannya, bahkan Seorang nabi yang dijadikan sebagai Rasul utusan Allah subhanahu wa ta’ala rasul tersebut tidak akan pernah bisa mampu mengetahui rahasia seorang hamba dengan Tuhannya Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana kejadian itu terjadi kepada yaitu Nabi Musa Alaihissalam dengan Khidir, Oleh karena itu, Al Habib Ali Bin Hasan al-attas beliau menukil satu kalam ucapan yang sangat luar biasa yang diucapkan oleh seorang Syeikh Arifin Abubakar assakran Habibana Abdurrahman Assegaf saat ini putranya Habib Abdurrahman Abubakar assakran yang mana beliau dijuluki dengan orang assakran. Sakran itu artinya mabuk artinya apa beliau mabuk cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena cinta kepada Allah dan dicintai oleh Allah sehingga beliau mabuk cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Beliau berkata ” tidaklah saya mencapai pencapaian yang saya telah capai sekarang kecuali sebabnya 1 Apa itu, karena banyaknya seringnya berbaik sangka kepada golongan kaum orang-orang Saleh karena saya melihat orang sholeh selalu baik sangka Akhirnya saya seperti ini saat ini.
Sampai akhirnya jejak tersebut bisa diikuti oleh anak daripada putranya Abu Bakar sakran beliau Syekh Abu Bakar Bin Imam Abdullah Alaydrus bin Abi Bakar As sakran Abdullah Bin Abdurrahman yang mana ucapan ini dinukil oleh muridnya Syekh Abdul Latif Bin Abdurrahman Bawazier apa Ucapan Syekh Abu Bakar Beliau berkata ” wajib atas kalian baik sangka kepada Tuhan kalian Allah subhanahu wa ta’ala dan wajib kalian itu baik sangka kepada para Aulia Allah kekasih kekasih nya Allah Subhanahu Wa Ta’ala “. Karena mereka ini memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh malaikat bahkan nabi yang diutus oleh Allah subhanahu wa taala sehingga kita berbaik sangka, jangan tertipu dengan casing-nya jangan tertipu dengan perbuatan karena orang-orang Yahudi orang-orang Nasrani mereka itu mempermasalahkan arah kiblat ketika orang-orang muslim berhijrah ke Madina pertama mereka itu menghadap ke Baitul Maqdis kiblatnya yaitu kaum Yahudi selalu berubah ke arah kiblatnya orang Islam sampai sekarang di Masjidil Haram.
Maka mereka tahu mencaci-maki orang-orang Islam waktu itu maka diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala FirmanNya dalam surat al-baqarah ” bukanlah yang dinamakan kebajikan itu kebaikan itu adalah kaum kalian menghadapkan wajah wajah kalian ke arah mana Ke arah timur atau ke arah barat bukan itu yang dinamakan kebaikan kata Allah Subhanahu Wa Ta’ala ” akan tetapi yang disebut dengan kebaikan itu adalah orang yang beriman, orang yang yakin kepada Tuhannya Allah, orang yang yakin dengan hari akhir, orang yang yakin dengan para malaikat Allah, orang yang yakin dengan kitab-kitab Allah, yang diturunkan orang yang yakin dengan para nabi-nabi Allah, sudah nabinya berbicara seperti ini maka mereka mengikuti makna nabi tersebut mendapatkan Wahyu dari para malaikat dari Alkitab Alquran yang mana Ini langsung berasal daripada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Maka yang dimaksud dengan iman di sini yang disebut dengan kebaikan itu orang yang beriman kepada Allah Iman di sini apa ditafsirkan oleh Imam Abu Bakar Adni Iman itu adalah baik sangka dan membenarkan terhadap keyakinan tersebut, kita baik sangka kepada Rasulullah kata Rasulullah pindah kiblat maka mereka membenarkan ucapan Rasulullah tersebut yang disebut dengan iman itu adalah isinya tersebut ini yang disebut dengan iman itu adalah isinya adalah baik sangka dan atap Dik membenarkan daripada keyakinan tersebut. Sehingga Beliau Al Imam Abu Bakar Adni berkata ” baik sangka itu adalah/bukti atas kebahagiaannya seseorang ” Jadi kalau pengen ngeliat orang bahagia atau celaka dilihat dulu punya gua nggak punya berarti ini dan tanda bukti orang tersebut maka jadi orang yang bahagia diharapkan.
Bagi orang yang memiliki baik sangka tersebut yaitu yang baik ketika nanti wafat meninggalkan alam dunia, Tapi sebaliknya kata beliau hati-hati waspada kalian dari buruk sangka karena buruk sangka itu adalah tanda bukti seseorang itu akan kelaka dan ditakutkan orang yang yang buruk sangka maka orang tersebut ditakutkan matinya nanti kelak dalam keadaan su’ul Khotimah. Bagaimana kau bisa berbicara seperti ini al-imam Abu Bakar Adni maka Beliau berkata makalah Bukankah kalian sudah melihat anandhi bahwasannya kemunafikan asal mula ada pada diri manusia gara-garanya itu sumbernya satu Apa itu buruk sangka dari buruk sangka akhirnya muncul itu yang namanya sifat munafik.
Bahwasanya kaum orang-orang munafik yang ada di kota Madinah di zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lama mereka itu berpangkat tidak baik kepada Nabi Muhammad, mereka suuzon kepada Rasulullah bahwasanya nabi itu bukan seorang untuk sanalah mereka Selatan istighfar Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mereka nggak percaya nabi itu adalah utusan Allah akhirnya yang terjadi apa kata Imam Abu Bakar Adni istighfarnya nabi kepada mereka orang-orang munafik yang bisa memberikan manfaat kepada mereka nggak bisa ngasih manfaat sedikitpun yang paling utama yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Yang paling utama yang pasti permintaannya diijabah oleh Allah kecuali, Nabi Muhammad Nabi Muhammad sudah minta buat orang munafik munafik kepada Rasul Shallallahu alaihi wasallam dan ini diabadikan di dalam surat at-taubah ayat 83 Allah Subhanahu Wa Ta’Ala kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sama saja Nabi Muhammad mau kau mintakan ampunan untuk mereka kaum orang munafik atau engkau wahai Nabi Muhammad tidak memintakan ampun tidak istighfar itu orang-orang kaum munafik itu sama aja sama aja di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menambahkan, walaupun engkau wahai Nabi Muhammad untuk memintakan ampun kepada orang munafik sebanyak 70 kali kau mintakan istighfar kepada Allah.
Allah tidak akan pernah mau mengampuni mereka orang-orang munafik walaupun yang minta Rasulullah lebih daripada 70 kali Kenapa sebabnya karena kata Allah dari kata dia nah kafaru Billahi wa rasulihi karena sesungguhnya orang-orang munafik itu tidak dapat ampunan dari Allah walaupun dimintakan oleh Rasulullah karena hakikatnya nya mereka itu orang-orang kafir yang gak percaya kepada Allah mereka ingkar kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, mereka su’udzon kepada Rasul Shallallahu alaihi wasallam dan sudah janji dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan pernah memberikan Hidayah petunjuk kepada orang-orang kaum orang-orang yang berbuat dosa dosa besar.
Oleh karena itu, beliau menutup dengan ucapan yang sangat luar biasa baik sangka dan cinta yang murni cinta yang gak ke campuran apa-apa cinta yang gak ada modus cinta yang murni baik sangka dan cinta yang kedua hal ini kata beliau baik sangka dan cinta yang murni keduanya itu akan menyertakan orang-orang orang yang rendah orang-orang yang hina, sehingga dengan modal saya sangka keduanya itu akan menyertakan orang-orang yang rendah orang-orang yang hina sehingga dengan modal dengan cinta yang murni orang-orang yang hina orang-orang yang rendah akan diikutkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’Ala kepada para pembesar orang-orang terkemuka para Aulia Allah Subhanahu Wa Ta’ala dimana kedudukan yang tinggi disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala Mereka bisa berkumpul syaratnya apa 2 dan Mahabbah cinta yang murni kepada para kekasihnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Semoga kita yang mendengarkan hikmah dari pada kitab Al Habib Ali Bin Hasan al-attas mengutip ucapan-ucapan para Aulia Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala la baik sangka kepada para Aulia Allah baik sangka kepada Allah kepada Rasulullah dan kita diberikan rasa cinta Maaf Pah yang murni kepada Allah kepada Rasulullah kepada para Aulia Allah dan semoga kita semua dijaga daripada sifat su’udzon yang akan menimbulkan sifat munafik dalam diri kita Robbi fanfa’na bibarkatihim wahdinal Husna bihurmatihim wa’ amitnafi thoriqotihim wa mu’afatiminalfitnati
Penulis Ceramah : Ana Ramadini ( Editor Nurul Musthofa)