Pembahasan Kitab Al Qirtos karangan Qutbil Anfas Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Athos oleh Ustad H.Muhyiddin 16 Jan 2022
Minggu, 16 Januari 2022
Majelis Hadroh Basaudan
Pembahasan Kitab Al Qirtos karangan Qutbil Anfas Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Athos oleh K.H Ustad Muhyiddin
Alhamdulilahi Rabbil alamin, washolatu wassalamu ala Habibi Rabbil alamin, Sayyidina wa Maulana Muhammadin wa’ala alihi washohbihi ajma’in Amma ba’ad. Meneruskan Istiqomah kita selepas pembacaan Hadroh basaudan, kita akan mendengarkan kisah hikmah, nasehat daripada shohibur Ratib Qutbil Anfas Habib Umar Bin Abdurrahman Al Athos di dalam kitab ‘Al Qirtos’ yang mana pada malam hari ini akan membahas tentang yaitu anak cucu Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.
Yang mana mereka ini berasal dari pada Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam dan. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam itu adalah bangsa Quraisy bangsa Arab yang mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku di dalam FirmanNya : ” Wahai bangsa manusia, Sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari golongan laki-laki dan perempuan dan kami ciptakan kalian ini jadikan kalian dalam bentuk yang berbangsa-bangsa.” ada bangsa Eropa, ada bangsa Amerika, ada bangsa Afrika, ada bangsa Asia, ada bangsa Indonesia.
Dan di dalam bangsa tersebut ada bersuku-suku. Di pulau Jawa ada orang Betawi ada Sunda, ada Jawa, ada Madura, bersuku-suku. Nah, kenapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala ciptakan manusia ini berbagai jenis? Agar saling kenal mengenal satu sama lain. ada yang namanya kasih sayang dan tidak mungkin ada kasih sayang kalau tidak ke kenal. Oleh karena itu butuh yang namanya perkenalan. Sehingga Allah subhanahuwata’ala Tekan kan di dalam ayat yang lain wata’awanu Alal birri wattaqwa dan saling tolong menolonglah kalian di dalam kebaikan dan di dalam ketaqwaan dan dipesan mau loh wala ta’awanu Alal itsmi Wal udwan dan jangan kalian tolong-menolong di dalam yang namanya perbuatan dosa dan permusuhan. Kenapa? karena syaitonitu menginginkan diantara kita perpecahan. Hanya saja setan itu menginginkan agar timbul Diantara Kalian itu yang namanya permusuhan dan ada timbul kebencian.
Bagaimana Allah menjaga umat ini agar selalu bersatu? wa’tashimu bihablillahi jami’an wala tafarraqu, Gimana caranya? Allah utus untuk kita junjungan baginda kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yang mana beliau ini dipilih julukan beliau adalah Al Musthofa orang pilihan. Sebagaimana sabda Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memilih diantara anak nabiyullah Ibrahim Abdul Anbiya itu yang dipilih satu oleh Allah. Siapa? Nabiyullah Ismail. Wasthofa min waladi bani ismai’il Bani Kinanah, dan dipilih daripada anak-cucu keturunan nabiyullah Ismail yaitu cikal bakal bangsa Arab yaitu Bani kinanah. Dan dipilih oleh Allah subhanahu wa ta’ala dari bani kinanah bangsa Quraisy.
setelah dipilih bangsa Quraisy Allah pilih lagi Allah saring lagi di antara bangsa guraish yaitu keturunan Bani Hasyim maka kata Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam Mustofa ni Min banii hasyim. maka aku dipilih oleh Allah subhanahu wa ta’ala dari keturunan Bani Hasyim. Tapi Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam sudah wafat 1400 tahun yang lalu, tapi wafatnya beliau meninggalkan dua pusaka untuk kita. Yang mana apabila kita berpegang teguh dengan keduanya kita tidak akan pernah tersesat selama-lamanya, apa? Al-Qur’an dan Keturunanku, keluargaku Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam. Oleh karena itu, karena kita ini cinta kepada Rasulullah, dan Rosululloh ini adalah bangsa Arab yang memiliki cucu keturunan. Muncullah fenomena yang mana pada saat ini kita di abu-abu kan disamarkan, Bagaimana Cinta Yang bener, Bagaimana kita akhirnya bermusuhan, bagaimana kita akhirnya cerai-berai, dimana kita akhirnya mencintai keluarga Nabi dengan karena sifatnya bukan karena zatnya. Kalau kita cinta sama Habaib dikarenakan ilmunya, Maka kalau karena ilmu cinta sama Habaib ketemu Habaib yang tidak berilmu kita tidak akan cinta.
Kalau karena cinta sama Habaib karena baiknya, kalau kita nemuin Habaib yang enggak baik kita akan cinta. Kalau kita cinta kepada Habaib itu dikarenakan ideologi politiknya sama dengan kita, kalau ketemu yang kontrak tidak sesuai dengan arus ideologi kita, maka kita akan benci kepada habaib tersebut. Maka cintai Seperti apa? Cintai mereka karena didalam diri mereka mengalir darah suci Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, cintai zatnya. Oleh karena itu Kejadian ini pernah terjadi dulu di zaman yang mulia shohibul Rotib Qutbil Anfas Habib Umar Bin Abdurrahman Al Athos, Beliau pernah diceritakan.
Bahwasannya dulu, pernah mengadu kepada Habib Umar shohibur Ratib. Sebagian orang-orang yang mana memiliki keyakinan kepada Habib Umar sohib Ratib, bahkan orang tersebut bersandar kalau ada permasalahan apa-apa ngadunya sama siapa? Ngadunya kepada Habib Umar Sohibul Rotib. Bahkan orang tersebut ini memiliki mahabbah yang lebih, cinta yang sangat luar biasa, yang mana kasih sayang dan kedekatannya itu benar-benar nyata. Nah apa yang diadukan, Perihal apa yang diadukan kepada Sohibul Rotib Habib Umar? beliau ini orang salah satu Muhibbin Habib Umar Nih ngadu, apa ngadunya? Bahwasannya sebagian daripada para habaib keturunan Saddah Ba’alawi yang ada di Hadromout, sebagian mereka ini terjadi yang namanya rivalitas kompetisi persaingan didalam yaitu perkara-perkara mata pencaharian dunia.
Mereka itu mengadu bisnis dengan yaitu para Muhibbin Ya Habib Umar di dalam hubungan jual-beli. Seraya Muhibbin ini berkata mengadu kepada Habib Umar “Sesungguhnya mereka para habaib sudah berpartisipasi ikut serta kita, di dalam perkara-perkara mata pencaharian duniawi, dan mereka itu tidak meninggalkan sedikitpun daripada perkara urusan dunia. kecuali para habaib duluin kita, kita kalah bersaing kalau udah Yang namanya habaib ikut serta di dalam perdagangan di dalam bisnis yang ada usaha kita jadi hancur, kalah kita sama Habaib, Wahai Habib Umar”. Maka Bagaimana menyikapinya Habib Umar terhadap Muhibbin nya, ini beliau sangat menjaga jangan sampai ada permusuhan, jangan sampai ada perasaan di dalam hati yang tidak enak kepada para habaib. sehingga yang ada dinasehatin Habib Umar, ” Mustinya kamu bersyukur sama Allah. Sekiranya Kalian ini udah ngalah, menahan daripada diri kalian dikasih buat Habaib. Bahkann kalian sudah menjalankan memenuhi daripada yaitu mata pencaharian para habaib. kalian sudah bagus.” kata Habib Umar. ” Mereka (habaib) ini cuman nyaingin ente di dalam bisnis doang, di dalam perdagangan doang, di dalam usaha doang.” Bagaimana pendapat kalian dengan kalam Habib Umar, lihat nasehatnya Habib Umar yang sangat luar biasa. Beliau pikir pake logika, beliau mengajak logika tersebut orang tersebut untuk berfikir. Seandainya salah satu dari Habaib berkata kepada kamu, ” Wahai orang, wahai Muhibbin Keluarkan dari hartamu. dia cuman usaha doang, dia cuman bareng-bareng bisnis doang. Gimana kalau dia minta langsung duit ente? Seandainya tuh Habaib minta sama ente, untuk mentalak istri kamu, kau Ceraikan istri kamu. untuk apa? untuk saya nikahin istri kamu. bagaimana kalau itu Habib minta duit atau minta cerai istri ente menikahnya. Kalo ente gak ngerjain, kamu telah keluar dari kesempurnaan iman.” kata Habib Umar. “Apakah kamu mampu untuk memenuhi permintaan tersebut? Kalau enggak ente keluar di kesempurnaan iman tersebut.”
Maka si Muhibbin tersebut ketika dinasehati oleh Habib Umar, Dia berkata “Saya gak mampu Habib, kalau diminta seperti itu. waduh yang ada saya keluar dari kesempurnaan iman saya, udah gapapa-gapapa mau bareng sama kita, bisnis bareng ama kita, bersaing bareng sama kita, gapapa kita mengalah saja.” katanya Muhibbin. Maka Habib Umar menasehati, Kenapa Habib Umar bilang keluar dari kesempurnaan iman? Apakah kamu belum pernah dengar sabda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang bersabda ” tidak sempurna iman salah seorang diantara kalian, sampai saya menjad orang yang paling dicintai, olehnya melebihi daripada dirinya sendiri.” Kalau sudah bisa mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melebihi kepentingannya, melebihi egonya, melebihi cinta kepada dirinya. Maka orang tersebut itu sempurna imannya. Apakah cukup? Tidak kata Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ” dan tidak akan sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sampai keturunanku, lebih dicintai olehnya daripada cucu keturunannya sendiri.” Apakah cukup? tidak! ditekankan lagi oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ” dan tidak akan sempurna keimanan kalian sampai menjadi keluargaku, lebih dia cintai daripada keluarganya sendiri.” inilah makna yang dibilang oleh Habib Umar, menyadarkan kepada orang tersebut. Apabila berhadapan dengan cucu keturunan nabi shallallahu alaihi wasallam yang mengajarkan cinta kepada Rasulullah, mengajarkan persatuan kepada umat, yang mengajarkan cinta kepada para habaib, ketahuilah bahwasanya pada diri mereka ini ada yaitu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. sebagaimana sabdanya kepada cucunya yang beliau cintai ” Husein Minni,Husein itu berasal dari ku kata Rosululloh
. wa ana nin Husein dan saya ini berasal juga daripada Al-imam Husein” Maksudnya apa? Beliau Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah meninggal wafat, akan tetapi terus ada pada diri anak cucu keturunan Sayyidina Husein. Sebagaimana ucapan Habib Umar, Beliau berkata ” Saya selalu bersama anak cucu keturunan ku di mana saja anak cucuku berada.” inilah pandangan, inilah ajaran inilah prinsip, yang diajarkan oleh Habib Umar shohibur Ratib kepada para Muhibbin nya di hadramout. Agar mereka tetap menjaga rasa cinta kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, rasa cinta kepada keluarga Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, tidak mau dipecah belah kan l, tidak mau dipisahkan dengan keluarga Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Sehingga mereka tetap bersama di dunia bersama di barzakh, bersama di mahsyar, dan bersama di syurga bersama Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam. Semoga kita yang mendengarkan cerita kisah hikmah ini daripada Sohibul Rotib Habib Umar mendapatkan manfaat dan ditambahkan cinta kita kepada Rasulullah, cinta kita kepada keluarga Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan semoga kita semua tidak dipisahkan dengan mereka di dunia sampai akhirat. Robbi fanfa’na bibarkatihim wahdinal Husna bihurmatihim, wa amitna fi thoriqotihim, wa mu’afatim minal fithni.